One Love
Satu
Cinta
Hati
yang kembali menggelitik.
Kembali
mengundang perih, di atas penantian.
Penantian
yang harusnya kukubur, di hati yang terdalam.
Dengan
satu ketulusan cinta, aku menginginkanmu.
Mengisi
hari, menemani jiwa yang sepi.
Melayanglah
anganku, ke dimensi terindah.
Merasakan
hangatnya cinta, yang mulai singgah di hidupku.
Mengitari
dan membelenggu, setiap inci ruang di hatiku.
Tuhan,
akankah cinta itu bahagia?
Ya,
tapi tidak untukku.
Karena
aku.., mencintainya.
Mencintai
ia, yang tidak mencintaiku.
Lamunanku,
sesaat membuatku sadar.
Meski
aku mencintai, bukan berarti aku dicintainya.
"Aku
mencintaimu."
Kulontarkan
kata mewakili hati.
Hati
yang haus jawaban manis, yang tak terucap darimu.
Bertemankan
cahaya kecil kunang-kunang, aku menanti kata itu.
Di
tengah dinginnya malam, yang menusuk.
Namun,
bukanlah jawaban yang kudapati.
Melainkan,
langkah kakimu yang semakin menjauhi.
Tak
pernahkah terbesit di hatimu, memahamiku?
Tak
pernahkah terfikirkan olehmu, perasaanku?
Menyedihkan!
Membutuhkan
seseorang, yang sama sekali tak pernah membutuhkanku.
Mengharapkan
seseorang, yang tak pernah ingin tahu akan diriku.
Tuhan...,
ini menyakitkan.
Mengombang-ambing
perasaan dan hidupku, yang dipersembahkan hanya untuknya.
..,
teruntuknya.
Di
tengah kegelapan, aku melihatmu.
Sementara
aku, tak terlihat olehmu meski di hamparan cahaya.
Kusebut
namamu, ketika bermimpi.
Kurengkuh
hatimu, ketika mencintai.
Kasih,
sadarkah kau akan hadirku?
Untuk
sedetik, lihatlah aku.
Di
sudut ruang tergelap, di hatimu.
Bagaikan
bintang, yang sulit tuk digapai.
Mustahil
tuk mendekap ia, yang menggantung di langit sana.
Kau
tahu?
Kau..,
kepedihanku yang takkan usai.
.
Hingga
saat ini.
Saat
di mana aku, telah berada di tempat terakhirku.
Tempat
yang tak sama lagi, denganmu.
..,
Surga.
Masihkah
perasaan ini, menuntutmu?
Menginginkanmu
dan mencintaimu?
Tuhan,
bintangku masih menggantung di langit sana.
Tanpa
cinta,
Tanpa
rindu dan tanpa kasihmu, aku mengakhiri hidup dengan menggenggam
cintaku.
Membawanya
bersama penantianku.
Akankah
Tuhan menghadirkan sosokmu, di sini?
Cukup
imajinasiku yang menjawab.
Tenanglah.
Raga
ini telah jauh, darimu.
Takkan
lagi mengusikmu.
Memberikanmu
hadiah terindah, dengan meninggalkanmu.
Bersama
impianku, asa dan mimpi indahku.
Meski
tak lagi terlihat, ketehuilah kasih.
Aku
masih menantimu.
Hadirmu.
Untukku.
Dengan
membawa satu cinta.
Komentar
Posting Komentar