"Alunan Nada Yang Hilang"


"Alunan Nada Yang Hilang"

Creative bye : @Ndy_Rahmaaa


"Sillaaaa banguuuunn!!" Seseorang mengoyangkan badanku sehingga berhasil menarikku dari alam mimpi.
"Pak Arthem udh keluar dari kelas tuh! Katanya lo minta bangunin pas pelajarannya selesai."
"Hhmmm iy,, Sha. Mkasih ya!"


Ya dia adalah Salsha teman sebangku sekaligus sahabat terbaikku. Melihat usahaku untuk membuka mata, Salsha mengajakku ke kantin sekolah.

~Dikantin
"Melek dong,Silla. Lo gua traktir deh!" Ucapnya, membuat mataku terbuka lebar, bahkan sgt lebar (?)
"Mie ayam sama jus alpukat loh,ya?" Ucapku datar.
"Ish dassaaaar!" Ucapnya sedikit kesal.

Oh ya lupa. Perkenalkan aku Silla. Lengkapnya, Silla Latuconsina. Aku duduk dikelas 2 SMA Global International School.itu adalah salah satu SMA favorit dijekardehh (jakarta) 
#mulaialay!. Udh tau kan korban traktiranku barusan?

"Silla, kok lo tidur mulu sih setiap pelajarannya Pak Arthem?" Ucap Salsha heran dengan kelakuan sahabatnya!
"Aduh Sha, lo tau kan! Gua tuh paling bego dipelajarannya dia. Not angka sih gua msih ngerti, tpi not balok? Ngebut dah gua mah, mna gua gk ngerti lgi sma istilah-istilah kaya allegro, crescendo, dan stacatto. Gua sih taunya cuma stiletto."

"Silla, gua tau lo model, fashionista yg nggak pernah lupa buat beli majalah Elle tiap bulan, tapi high heels itu beda jauh sma nada pendek terputus dinotasi musik." Ucap Salsha geram dengan tingkah Silla
"Abisnya gimna donk? Pelajaran musik itu nggak ad rumusnya sih, harus Pake perasaan lgi! Gua lebih milih fisika atau kimia deh dari pada musik!" Ucapku membanding bandingkan musik dengan ipa.

Salsha menyerah dan kembali memakan mie ayam yg kami pesan tdi, untuk pelajaran pelajaran eksak, kemampuanku jgan ditanya. Nilai nilai ujianku tdak pernah dibawah 9 untuk 4 pelajaran IPA. berbagai prestasi dibidang akademi pun sudah aku raih.

Namun, hal ini terbalik dengan kemampuanku dibidang musik. Menurutku, kita bisa sukses tanpa harus tahu jumlah garis paranada. Irama hidupmu juga tdak harus sesuai seperti ketukan irama 2/4, 4/4, atau 6/8. Kalau begitu, buat apa kita belajar musik?

Beruntungnya, tuhan memberiku alasan untuk menerima keberadaan musik didunia. Iqbaal dhiafakhri ramadhan, senior yg sudah 1 tahun menjadi kekasihku ini adalah seorang pemusiik. Tepatnya seorang penyanyi. Dia juga ahli dalam bermain gitar. Entah karena apa kami bisa bersatu. (?)
............
Sepulang sekolah, seorang pria berperawakan jangkuung dengan senyum manisnya tak lupa behel yg memperindah deretan gigi putihnya, iia sudah menungguku didepan gerbang sekolah.

"Silla, kamu nonton acara pensi malem inikan?" Tanya Iqbaal padaku saat aku sampai tepat dihadapannya!
"Males ah, malem ini aku mau hunting cardigan buat pemotretan. Trus ke sanggar buat nanyain jadwal pemotretan selanjutnya."

Tiba tiba air wajah Iqbaal berubah.

"Iqbaal sayang, kamu tahukan pemotretan itu penting bgt buat aku?" Ucapku setengah merayu Iqbaal agar tidak marah padaku.
"Iya, aku ngerti kok. Tpi kamu ingetkan klo pacarmu tampil malam ini?" Ucap Iqbaal
"Sumpah? Aduh, kenapa sih kamu sering bgt manggung? Yaudah. Liat entar aja ya sayang! Klo sempet, aku dateng kok." Ucapku dengan wajah malas.
"oke" ucap Iqbaal tersenyum.

Aku segera menaiki motor ninja Iqbaal. Jadwal sore ini cukup padat memaksaku untuk bergerak lebih cepat dari biasanya.
...........
Sepanjang perjalanan pulang, aku menimbang nimbang antara pergi hunting baju atau melihat perfom Iqbaal di acara pensi sekolah.

"Hmm kalau gua nonton pensi, bsok gua nggak bisa pemotretan! Tpi klo hunting baju, gua pasti bkin Iqbaal sedih. Duh gmna nih?" Batinku terus berteriak membuat dadaku semakin sesak dibuatnya.

Kakakku melihat kegelisahan yg terpanjar dari raut wajahku. Membuatnya penasaran.

"Kenapa sih de?" Ucap Steffy, lebih tepatnya kak Steffy.
"Gua lgi bingung kak nonton pensi atau hunting baju?" Ucapku semakin gelisah
"Pasti Iqbaal tampil di acara pensi ya? Saran gua sih lo hunting baju aja. Gua tau kok Iqbaal sayang bgt sama lo, pasti dia gk akan marah sama lo de! Lgian dia pasti ngerti, klo hunting baju buat model kya lo itu penting bgt." Ucap kak Steffy panjang lebar.
"Iy juga sih, tpi dia minta gua dateng keacara pensi malem ini!" Ucapku kembali gelisah
"Percaya deh sma gua." Ucap kak Steffy meyakinkanku dgn ucapannya tdi.

Aku menyerah dan kembali fokus memilih baju untuk pemotretan besok. Semoga Iqbaal mau mengerti.
......
~keesokan harinya disekolah

"Selamat ya Silla, penampilan Iqbaal semalem keren bgt!"
"Silla harusnya lo bersyukur pnya pacar penyanyi kaya Iqbaal."
Mintain tanda tangan Iqbaal dong Silla, sekaligus gua pengen fotbar sma dia getoh!"

Ucapan selamat datang membanjiriku dari teman teman sekelas dan seantero sekolah. Aku hnya bisa bengong dan berkata "terimakasih" atas semua pujian mereka.

"Sha, gua nyari Iqbaal dulu ya!" Ucapku pada Salsha.

"Lo mau nyamperin kekelasnya?" Ucap Salsha antusies
"Ya nggak lah, bisa diterkam gua sama kelas 12." Ucapku bergidik ngeri
Salsha hnya terkekeh melihat tingkahku.

Aku sgera pergi dri hadapan Salsha yg msih terkekeh untuk menemukan Iqbaal kalau sedang istirahat seperti ini. Diruang musik, tempat yg pling sering Iqbaal kunjungi.

"Tok tok tok," aku mengetuk pintu ruang musik.
"Iya, masuk." Suara yg kukenali itu membuat jantungku berdebar. Apa Iqbaal marah ya aku tidak datang?

"Iqbaal?" Ternyata Iqbaal sedang menyetem sebuah gitar. Dia tdak mendongak dan tetap memetik metik senar gitar kesayangannya.
"Iqbaal, maaf ya semalem gk bisa dateng." Ucapku menunduk
"Gakpapa" ucap Iqbaal santai
"Tpi kan..."
"Aku ngerti kok kamu itu model" ucap Iqbaal memotong pembicaraanku
"Besok-besok, klo kmu tampil lgi, aku janji nonton deh." Ucapku gembira
Iqbaal hanya tersenyum lalu beranjak dari duduknya.
............
Saat istirahat aku duduk dipinggir lapangan basket sambil menemani Salsha yg sedang menonton idola tercintanya, kapten basket SMA kami.

Tiba tiba, seorang pria duduk disampingku. Dari parfumnya aku tau ini siapa.

"Silla, setelah aku pikir - pikir kmu pantes dpet hukuman deh!'' Ucap Iqbaal tersenyum sinis membuat jantungku berpacu lebih cepat.
"Hukuman? Emg kamu berani ngehukum aku apa?" Tanyaku pada Iqbaal sedikit gugup lalu ia ku goda!
"Aku bikinin jadwal buat ngajarin kamu musik smpe kamu bisa. Dan kmu harus ikutin jadwal itu tanpa terkecuali." Ucap Iqbaal sedikit memaksaku.
"Hah? Nggak! Nggak ad kyak gituan. Nggak terima!" Ucapku membantah ucapan Iqbaal tdi.
"Kamu mau dimarahin sama Pak Arthem kya tdi pagi?" Ucap Iqbaal terkekeh.

Ucapan Iqbaal barusan menbuatku flash back.
~flash back
"Silla! Perhatikan tanda garis diatas not angka 2 not dibawah 1 garih berarti satu ketukan. Jangan sembarangan membaca nada!"
"Biramanya 4/4 Silla, perhatikan ketukannya!"
"Pelajaran kemarin kamu tidur ya? Minggu lalukan baru saya jelas kanarti tanda legato!" Bertubi tubi teguran dari Pak Arthem mengantarkanku masuk dalam daftar remedial tes membaca nada. Jangankan paham, aku saja lupa kalau hari ini ada tes musik.

" huuuuu... ngakunya sih pacarnya bang Iqbaal, tpi baca nada aja nggak bisa." Ucap karel mengejekku saat aku kembali ke tempat duduk. Aku melirik karel sinis lalu menoyor kelapanya.
~flash back off

Iqbaal sudah geram melihatku melamun. Segera iya membangunkanku dri lamunanku.

"Kenapa flash back ya? Oke, bimbingan pertama sore ini jam 4 ya,sayang! Jgan telat!" Ucapnya smbil mencubit pipi chubyku.

Aku tersadar dri lamunanku."iqqqbbbaa­aaaaaal" aku berteriak memanggil nmanya! Ku rasakan sakit dipipi kananku yg dicubitnya tdi. Sementara Iqbaal langsung berlari tanpa menoleh kearahku. Kemarin aku yg slah jdi kuputuskan mengalah untuk menebus keslahanku kemarin.
.........
Tak terasa seminggu sudah aku berguru musik dengan Iqbaal. Ternyata tanggapanku terhadap musik salah besar. Iqbaal mengajariku dengan telaten mulai dari dasar musik hingga aku benar benar bisa bermain musik.
..........
Keesokkan harinya, aku sngt bersemangat menjalani bimbingan bersama Iqbaal. Aku berjalan menyusuri koridor menuju ruang musik. Tiba tiba, sayup sayup aku mendengar permainan gitar yg sngt indah. Aku terdiam menikmati alunan setiap nada. Petikkannya sempurna, walau aku tak tahu lagu apa ini? Yg jelas aku sngt menyukainya.

Pelan pelan, ku dekati ruang musik dan mendapati Iqbaal sedang memainkan gitar kesayangannya.

"Eh kamu Silla, udh dateng toh." Ucap Iqbaal memberhentikan aktifitasnya.
"Baal, itu lagu apa? Kok kayanya aku baru denger deh?" Tanyaku penasaran.
Ada deh, entar jga kamu tau!" Ucap Iqbaal tersenyum miring.
"Ah kamu mah, sok misterius.. lanjutin dong! Aku suka lagunya." Pintaku kepada Iqbaal.
"Aku gk bsa ngelanjutin hari ini. Besok deh!" Ucap Iqbaal

Ternyata, hari ini Iqbaal mengajariku cara bermain gitar. Aku setengah tak percaya memegang gitar akustik kesayangannya.

"Dulu, aku beli gitar ini pas kelas 1 smp. Kamu percaya gk, uang buat beli gitar ini. Tabungan aku selama dua tahun loh!" Jelas Iqbaal
" oh ya? Pantes kamu kayanya syang bgt sma gitar itu." Ucapku bangga pada Iqbaal
"Gitar ini udh nemenin aku ke mna mna. Pernah aku bawa ke Surabaya waktu libur lebaran. Trus ke Bali pas ngehadirin wisuda ayah. Paling jauh aku bawa ke Ausie waktu tahun baruan." Ucap Iqbaal smbil ngeingat ingat masa lalunya.
........
Aku baru membuka mata keesokan harinya, saat mendapati kejutan kecil dri ayah, ibu, dan kak Steffy.

"Happy birtday,Silla!"­ Ucap mereka.
"Hoaaammm.. hmm happy birthday? Emg siapa yg ultah? Tanyaku polos dengan nada yg msih ngantuk.
"Silla, ultah kamu 5 mei. Berarti hari ini kamu yg ultah sayoong!" Ayah dan ibu menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan kak Steffy.
"Ya ampun yah,bu, kak Steffy. Makasih ya!" Ucapku

Sepanjang perjalanan kesekolah pikiranku hanya tertuju pada Iqbaal. Semoga dia inget sma ultahku!

"Oh ya de, lo mau kado apa dari gua?" Ucap kak Steffy 

"Hmm berhubung gua lgi suka bgt sema musik, gua pengen..."
“Siilllaaaaaaa" ucap kak Steffy menunjuk ke arah jalan dihadapankami.

Seorang pelajar SMA terpental jauh di atas aspal setelah ninja merahnya disenggol sebuah mobil. Tak disangka sangka, sebuah truk melaju dari arah kanan dan tak dapat mengelak laki - laki malang itu.

"Silla sumpah demi apa pun lo jgan buka mata. Jangan buka..." ucap kak Steffy menahan tangis

Terlambat. Aku sudah melihat apa yg ada dihadapanku.

Waktu terasa lambat berputar. Semua yg kulihat setelah itu seperti sebuah mimpi. Aku segera berlari menghampiri korban itu.

"Siapapun bilang ke gua dia belum matikan? Dia msih hidup kan?" Suaraku tercekat oleh banjiran air mata yg tak bisa aku tahan lgi.

Kak Steffy memelukku menenangkanku yg tak berhenti sesenggukan.

"Silla lo yg kuat, relain Iqbaal pergi Silla relain
Ikhlasin semunya!" Ucap kak Steffy ikut menangis.

Hatiku benar benar hancur. Aku belum bisa menerima perubahan secepat ini.
.............
Setelah mengahidiri pemakaman Iqbaal. Entah mengapa kenanganku dengannya terputar kembali. Sepertinya baru kemarin senior itu menembakku, mengajakku ke kantin untuk pertama kalinya ia menyemangatiku saat ujian smpai terakhir ia membuatku suka pada musik.

Aku teringat pada sebuah janji. Tentang sebuah lagu yg ia mainkan kemarin sore. Aku segera menuju ruang musik itu... saat berada didalamnya aku tak kuasa menahan air mataku. Ruangan di mna aku dan Iqbaal menghabiskan sore bersama. Ruangan yg mampu mengubah tanggapanku pada musik.

Tangisku semakin pecah saat melihat gitar kesayangan Iqbaal. Perlahan, aku meraih gitar itu dan memberaihkan debu yg menempel di atasnya. Tak sengaja, aku melihat secarik kertas itu, dan mendapati tulisan yg sngat kukenal.

Silla,

Jagain gitarku ya. Aku tau kamu bkal sayang sama aku.

Maaf, aku nggak bisa nepatin janjiku ngelanjutin lagu yg kemaren. Lagu itu aku buat, harusnya sebagai kado ulang tahun kamu. Happy birthday, sayang..

Love, Iqbaal
............
Hingga aku tahu bahwa bermain musik tidak perlu ngeggunakan logika. Musik berjalan seauai alurnya.

Pada akhirnya, aku sngat menyukai musik. Entah mengapa musik selalu mengingatkanku padanya. Dia memang tidak memberitahuku secara langsung, tpi dia mengajatkan ku bahwa setiap nada yg mengalun dari sebuah lagu, memiliki makna dan maksud tersendiri.

Dia juga pernah berkata, bahwa nyawa sebuah lagu hanya akan hidup apabila yg membawakannya mencapai titik penghayatan yg sempurna.
Dulu aku tak percaya. Tpi sekarang, aku baru tahu. Keindahan sebuah lagu lebih luas daripada itu.

the end

Komentar

Postingan Populer